Jumat, 11 November 2011

PENGARUH PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN SUSHI-YA (Lanjutan....)

BAB V

Penutup

5.1. Kesimpulan 
  • Berdasarkan data gabungan untuk restoran Sushi-Ya Tebet yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dengan bauran produk pada restoran Sushi-Ya Tebet. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran produk dari restoran Sushi-Ya Tebet.
  • Berdasarkan data gabungan untuk  restoran Sushi-Ya Tebet yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dengan bauran harga pada restoran Sushi-Ya Tebet. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran harga dari restoran Sushi-Ya Tebet.
  • Berdasarkan data gabungan untuk restoran Sushi-Ya Tebet yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan bauran pelayanan pada restoran Sushi-Ya Tebet. Sedangkan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran pelayanan dari restoran Sushi-Ya Tebet.
  • Berdasarkan data gabungan untuk restoran Sushi-Ya Tebet  yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut tempat (lokasi) pada restoran Sushi-Ya Tebet. Sedangkan pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, status pernikahan ada hubungannya dengan bauran tempat (lokasi) dari restoran Sushi-Ya Tebet.




PENGARUH PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN SUSHI-YA (Lanjutan...)

BAB IV

Pembahasan


4.1. Hasil Penelitian dan Analisis
  • Setelah data sekunder dianalisis diperoleh hasil berikut :
1. Usia


Konsumen restoran Sushi-Ya lebih banyak berusia 24 tahun keatas sehingga pemilik restoran Sushi-Ya dapat mempertimbangkan faktor usia 24 tahun keatas sebagai informasi dalam mengembangkan bauran pemasaran.

2. Jenis Kelamin

Konsumen restoran Sushi-Ya lebih banyak dikunjungi oleh laki-laki. Maka hal ini dapat memberikan pertimbangan kepada pemilik restoran Sushi-Ya dalam mengeluarkan strategi pemasaran produk, baik dalam segi kemasan, promosi, tempat yang disesuaikan dengan konsumen laki-laki.

3. Tingkat Pendidikan

Dikarenakan konsumen restoran Sushi-Ya lebih dominan pada tingkat pendidikan S1 maka hal ini dapat memberi masukan kepada pemilik restoran Sushi-Ya agar bauran pemasarannya lebih berbobot.

4. Pekerjaan
Konsumen restoran Sushi-Ya sebagian besar berprofesi sebagai karyawan maka pemilik restoran Sushi-Ya harus dapat meningkatkan bauran pelayanannya agar sesuai dengan kebutuhan karyawan yang cepat dan praktis.

5. Jumlah Pengeluaran Perbulan

Konsumen Sushi-Ya mempunyai jumlah pengeluaran perbulan yaitu Rp.2-4 juta perbulan. Hal ini dapat menjadi masukan untuk pemilik restoran Sushi-Ya agar dapat menyesuaikan bauran harga dengan pengeluaran perbulan konsumen.

6. Frekuensi Makan Diluar Rumah
Frekuensi makan diluar rumah konsumen berimbang antara seminggu sekali dan sebulan sekali. Maka pemilik restoran Sushi-Ya harus menciptakan inovasi dalam bauran pemasaran agar konsumen tidak jenuh terhadap restoran Sushi-Ya.

7. Status Pernikahan

Sebagian besar konsumen sudah menikah atau berkeluarga sehingga pemilik restoran Sushi-Ya harus menciptakan gagasan bauran produk yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.

  • Tes Chi-Square dengan Bauran Pemasaran 
1. Demografi dengan Produk

Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungannya dengan atribut produk sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran pemasaran produk pada Restoran Sushi-Ya Tebet.

2. Demografi dengan Harga



Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungan dengan atribut harga. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran pemasaran dalam harga pada Restoran Sushi-Ya Tebet.

3. Demografi dengan Pelayanan
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut pelayanan. Sedangkan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, dan status pernikahan ada hubungannya dengan bauran pemasaran dalam pelayanan dari Restoran Sushi-Ya Tebet.

4. Demografi dengan Promosi
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pernikahan dengan atribut promosi. Sedangkan usia dan pekerjaan ada hubungannya dengan bauran pemasaran promosi dari Restoran Sushi-Ya Tebet.

5. Demografi dengan Tempat (Lokasi)
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut tempat (lokasi). Sedangkan pekerjaan,jumlah pengeluaran perbulan, status pernikahan ada hubungannya dengan bauran pemasaran tempat (lokasi) dari Restoran Sushi-Ya Tebet.


Behavior Marketing Journal

The Role of Personal Values in Marketing and Consumer Behavior

Donald E. Vinson,  Jerome E. Scott and Lawrence M. Lamon


            Dalam jurnal ini pemasar telah mengakui pentingnya sikap dan perubahan sikap dalam studi pemasaran dan perilaku konsumen, tetapi peran nilai-nilai telah mendapat perhatian yang relatif sedikit. Meskipun literatur pemasaran mencerminkan minat yang muncul dalam topik ininamun nilai-nilai pribadi belum banyak digunakan untuk menyelidiki dimensi yang mendasari perilaku konsumen. Hal ini mengherankan mengingat pentingnya nilai-nilai biasanya ditugaskan oleh berbagai pengamat sosial dan pengusaha. Ia telah mengemukakan bahwa nilai-nilai yang terpusat diselenggarakan elemen kognitif yang merangsang motivasi untuk respon perilaku. Mereka ada dalam struktur, saling hirarkis dimana nilai-nilai global yang terkait dan terhubung ke konsumsi umum terkait nilai-nilai yang pada gilirannya, juga berkaitan dengan atribut produk. Telah diterima secara umum dalam penelitian perilaku konsumen bahwa atribut produk merupakan elemen dasar memesan sikap individu terhadap produk dan layanan. Oleh karena itu, dalam pandangannya, atribut individu yang pada akhirnya didasarkan pada nilai-nilai, dan nilai-nilai perubahan bisa memiliki dampak  pada sikap dan pada perilaku juga. Dalam rangka untuk menguji proposisi bahwa nilai-nilai budaya dan sosial, sebuah penelitian yang dilakukan dengan subyek dari dua daerah yang berbeda budaya Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek yang berbeda secara signifikan sehubungan dengan orientasi dasar mereka nilai danbahwa masing-masing dari tiga konstruk yang mewakili sistem nilai-sikap yang secara logis terstruktur. Artinya nilai-nilai global, nilai konsumsi terkait dan evaluasi atribut produk yang konsisten dengan preferensi untuk produk konsumen atau jasa serta untuk kepentingan yang dirasakan dari isu-isu sosial yang dipilih. Meskipun tampaknya bahwa nilai-nilai pribadi memiliki implikasi penting bagi para praktisi pemasaran dan peneliti, nilai-nilai dan cara-cara di mana mereka mempengaruhi perilaku konsumen yang melihat dan memilih merek, kelas produk, dan atribut produk tidak jelas. Dalam rangka untuk menyelidiki hubungan ini, perlu diidentifikasi nilai-nilai apa, dan untuk menunjukkan metode empiris yang tersedia untuk memeriksa hubungan antara nilai-nilai pribadi dan perilaku konsumen. Tujuan jurnal ini adalah untuk mengatasi masalah ini. Pembahasan dalam jurnal ini adalah tentang makna nilai-nilai dan hubungan mereka dengan perilaku, presentasi dari paradigma nilai operasional yang cocok untuk mempelajari perilaku konsumen, hasil penelitian tentang dampak orientasi nilai tentang pentingnya atribut produk, daya tarik berbagai produk konsumen, sejumlah isu-isu sosial dan implikasi dari analisis nilai praktek pemasaran.