Minggu, 23 Oktober 2011

PENGARUH PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN SUSHI-YA (Lanjutan....)

BAB III

Metodologi Penelitian


3.1. Objek Penelitian
Objek yang dilakukan pada Restoran Sushi-Ya yang berada di Tebet Indraya Square (TIS) di Jalan MT. Haryono Kav. 8 – 9 no. 9, Tebet, Jakarta Selatan.

3.2. Data / Variabel yang digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, sebagai berikut:
(X1) Produk
(X2) Pelayanan
(X3) Tempat
(X4) Harga

3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini dilakukan di dalam Restoran Sushi-Ya dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen Restoran Sushi-Ya yang terletak di TIS di jalan MT. Haryono Kav. 8-9 no. 9, Tebet, Jakarta Selatan.

3.4. Hipotesis
Hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
Ho : Tidak ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya
Ha : Ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya

3.5. Alat Analisis yang digunakan
Pada penelitian ini, alat analisis yang digunakan sebagai berikut:

1 Skala Likert
Skala Likert adalah teknik pengukuran sikap yang sering digunakan dalam riset pemasaran. Skala Likert disebut Summented Rating Scale. Skala Likert  memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka secara lebih luas. Rumus Skala Likert yang digunakan untuk dapat mengintrepretasikan hasil jawaban responden, yaitu:

RS =       m-n
                ---------
                    B

Keterangan :
m = Angka tertinggi dalam pengukuran
n  = Angka terendah dalam pengukuran
b  = Banyaknya kelas yang dibentuk


2. Sampel
Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel secara probabilitas (Probability Sampling). Metode ini digunakan karena banyaknya populasi dari orang yang membeli produk dari restoran cepat saji juga di karenakan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Berikut adalah perhitungan jumlah ukuran sampel:

Dengan tingkat kepercayaan 95%, dan estimasi kesalahan (e) sebesar 20%, maka diperoleh ukuran sampel minimal yaitu:
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar didalam Restoran Sushi-Ya Tebet dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari jumat, sabtu dan minggu.



3.   Chi Square

Chi Square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau nilai yang terdapat dari hasil percobaan (Fo) dengan frekuensi harapan atau nilai yang didapat dari perhitungan secara teoritis (Fe). Nilai X² selalu positif. Bentuk distribusi X² tergantung dari derajat bebas (db) atau Degree Of Freedom.


Rumus Chi Square :

X² = Σ (Fo-Fe) ²
         ---------------
               Fe

Dimana :
X² = Chi Square
Fo = Frekuensi Observasi
Fe = Frekuensi Harapan
Dengan menggunakan tingkat signifikasi α = 5 % (0,05)


Minggu, 16 Oktober 2011

PENGARUH PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN SUSHI-YA (lanjutan..)

BAB II


Landasan Teori

2.1. Teori

Bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1997:92), bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
Menurut Stanton (1978) Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product, price, place, and promotion (cited in Kotler, 1992:92).

Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.
variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.


2.2. Hipotesa

Faktor-faktor pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan konsumen pada Restoran Sushi-Ya Tebet.
Penelitian ini diadakan di Restoran Sushi-Ya Tebet. Adapun hipotesa nya sebagai berikut :
Ho :Tidak ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya
Ha : Ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya


2.3. Pengembangan Hipotesa

Bagaimana faktor-faktor price (harga), Product (produk), place (tempat), promotion (promosi) membuat konsumen Restoran Sushi-Ya Tebet merasa puas terhadap restoran tersebut dibandingkan dengan Restoran Sushi yang lain.


2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Chandra Adhitya Manopo, Edi Abdurachman (2009) skripsi : "Analisis Atribut Pemasaran Pada Beberapa Restoran Cepat Saji Di Jakarta". Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasikan dan menganalisis hubungan antara demografi (Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pemikahan) dengan atribut pemasaran (produk, harga, pelayanan, promosi, tempat) dari restoran cepat saji.


2.5. Alat Uji Analisis


  • Sampel
Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel secara probabilitas (Probability Sampling). Metode ini digunakan karena banyaknya populasi dari orang yang membeli produk dari restoran cepat saji juga di karenakan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Berikut adalah perhitungan jumlah ukuran sampel:

Dengan tingkat kepercayaan 95%, dan estimasi kesalahan (e) sebesar 20%, maka diperoleh ukuran sampel minimal yaitu:

Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar didalam Restoran Sushi-Ya Tebet dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari jumat, sabtu dan minggu.
  • Chi Square
H0= Tidak ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya
H1= Ada hubungan antara demografi dengan bauran pemasaran di Restoran Sushi-Ya
  • Metode Likert's Summated Rating (LSR)
Likert's Summarted Rating adalah metode pengukuran sikap (attitude) yang banyak digunakan dalam penelitian sosial karena kesederhanaannya. LSR sangat bermanfaat untuk membandingkan sikap seseorang dengan distribusi skala dengan sekelompok orang lainnya, serta untuk melihat perkembangan atau perubahan sikap sebelum dan sesudah eksperimen atau kegiatan. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi subvariabel, kemudian subvariabel menjadi komponen-komponen yang dapat terukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden. Jawaban setiap instrumen yang menunjukkan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Cukup Setuju
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor misalnya:
1. Sangat Setuju diberi skor = 5
2. Setuju diberi skor = 4
3. Cukup Setuju diberi skor = 3
4. Tidak Setuju diberi skor = 2
5. Sangat Tidak Setuju diberi skor = 1
Instrumen penelitian yang diberi Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk check list ataupun pilihan ganda.


Selasa, 11 Oktober 2011

PERILAKU KONSUMEN

PENDAHULUAN


           Konsumen adalah seseorang atau sekelompok orang yang membeli suatu produk untuk dipakai sendiri dan tidak untuk dijual kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu sebagai produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
           Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaanyang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).



ISI



          Sangat penting bagi kita yang mempunyai usaha, dalam skala seberapa pun, untuk mengetahui perilaku konsumen. Apalagi yang usahanya bergantung pada seberapa besar konsumen kita. Perilaku konsumen menjadi sebuah hal yang patut dikaji karena usaha-usaha yang tergantung pada keputusan konsumen untuk memutuskan menggunakan atau bekerja sama dengan sebuah badan usaha tentunya sangat berpengaruh dengan laba yang akan didapatkan.


Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para pakar :

1. Menurut Engel (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

2. Menurut Loudon dan Bitta (1988) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.

3. Menurut Kotler dan Amstrong (2006), mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal.

4. Menurut Hawkins, Best & Coney, perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.


  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Faktor-faktor internal :Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.

5. Pembelajaran (learning) merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.

Faktor Eksternal 
Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. 

Faktor BudayaFaktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

Faktor Marketing Strategy

Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah 
(1) Barang, 
(2) Harga, 
(3) Periklanan dan 
(4) Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. 
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. 

Dalam Kutipannya (Fandy Tjiptono) menegaskan 3 (tiga) aspek utama dimensi perilaku konsumen, yaitu:
1. Tipe Pelanggan meliputi:
a. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu konsumen yang melakukan pembelian untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, atau keperluan hadiah bagi teman
maupun saudara, tanpa bermaksud untuk menjual belikannya. Dengan kata lain, pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan konsumsi sendiri.
b. Konsumen Bisnis (disebut pula konsumen organisasional, konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah jenis konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual (produsen); disewakan kepada pihak lain; dijual kepada pihak lain (pedagang); digunakan untuk keperluan sosial dan kepentingan publik (pasar pemerintah dan organisasi). Dengan demikian, tipe konsumen ini meliputi organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba (seperti rumah sakit, sekolah, instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya).

2. Peranan konsumen terdiri atas hal-hal sebagai berikut:
a. User adalah orang yang benar-benar (secara aktual) mengonsumsi atau menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli.
b. Payer adalah orang yang mendanai atau membiayai pembelian.
c. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar.
Masing-masing peranan di atas bisa dilakukan oleh satu orang, bisa pula oleh individu yang berbeda. Jadi seseorang bisa menjadi user sekaligus payer dan buyer. Selain itu,
bisa juga individu A menjadi payer,B menjadi user, dan C menjadi buyer. Itu semua tergantung kepada konteks atau situasi pembelian.

3. Perilaku pelanggan, terdiri atas:
a. Aktivitas mental, seperti menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman aktual
dari konsumsi produk/jasa.
b. Aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan konsumen atau katalog, berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk.
Pemahanaman akan aktivitas mental dan fisik pelanggan ini mengarah pada pengidentifikasian pihak mana saja yang terlibat dalam proses tersebut, siapa saja yang memainkan masing-masing peran yang ada (user, payer, dan buyer), mengapa proses-proses tertentu bisa terjadi, karakteristik konsumen seperti apa yang menentukan perilaku mereka, dan faktor lingkungan apa yang mempengaruhi proses perilaku pelanggan.



KESIMPULAN


1. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

2. Faktor yang mempengaruhi konsumen yaitu faktor eksternal, internal, sosial, budaya, pribadi, psikologi, marketing strategy.

Minggu, 02 Oktober 2011

PENGARUH KUALITAS TEKNIK, KUALITAS FUNGSIONAL, DAN AKTIVITAS PEMASARAN, TRADISIONAL TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PT. TELKOM KANTOR DAERAH TASIKMALAYA

Jurnal III

Tema    : Pemasaran
Pengarang : Kartawan, Toto Sugiharto S,  Sumarna
Tahun    : 2003



Latar Belakang Masalah :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra PT. Telkom Kandatel Tasikmalaya di hadapan pelanggannya, dan pengaruh dari variabel kualitas teknik, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra perusahaan. Penelitian dilakukan dengan metode survei, data dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa citra PT. Telkom sudah baik. Citra tersebut dipengaruhi oleh kualitas teknik, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional. Namun secara parsial kualitas fungsional pengaruhnya tidak nyata.
Dalam upaya meningkatkan citra perusahaan, perlu dilakukan peringatan terutama dalam dimensi kecepatan dan ketepatan, komunikasi petugas dan kemudahan untuk dihubungi. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi citra perusahaan.

Masalah Penelitian

1. Citra PT. Telkom KantorDaerah Telekomunikasi Kandatel Tasikmalaya di hadapan para pelanggannya belum sepenuhnya diketahui
2. Pengaruh kualitas teknikal, kualitas fungsional, dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra PT. Telkom Kantor Daerah telekomunikasi Tasikmalaya belum secara jelas diketahui

Tujuan Penelitian

1. Mengukur dan menganalisis persepsi konsumen tentang citra PT. Telkom Kandatel Tasikmalaya
2. Mengukur pengaruh dari kualitas teknikal, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional terhadap citra PT. Telkom Kandatel Tasikmalaya.

Metodologi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah pelanggan Telkom yang berada di wilayah Kodya Tasikmalaya, sebanyak 22.475 pelanggan. Ukuran contoh ditentukan dengan menggunakan rumus :
Dengan menggunakan rumus tersebut maka sampel yang dibutuhkan dalam penelitian adalah 100.

Analisis Data :

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini untuk mengetahui pengaruh kualitas teknik, kualitas fungsional, dan aktivitas pemasaran terhadap citra perusahaan, data yang telah terkumpul dianalisis dengan analisis regresi dan korelasi.

Hasil dan Pembahasan :
Citra PT. Telkom Kandatel Tasikmalaya

Berdasarkan jawaban responden,diketahui bahwa terdapat seorang responden menyatakan citra perusahaan sangat baik, 49 responden menyatakan baik, 47 responden menyatakan cukup baik, 3 responden menyatakan buruk, dan tidak ada yang mengatakan sangat buruk. Rata-rata skor citra tersebut sebesar 3,52. Kondisi ini menunjukkan bahwa citra PT. Telkom Kandatel Tasikmalaya secara keseluruhan sudah baik. 

Hubungan Antara Dimensi dalam Variabel Kualitas Teknik, Kualitas Fungsional dan Citra  Perusahaan

Dari tabel tersebut diketahui bahwa semua dimensi pada variabel npenting dalam pembentukan citra perusahan dengan koefisien korelasi antara +0,028 hingga +0,831. Dari ketiga variabel bebas ditemukan bahwa kualitas teknik berhubungan erat dengan citra perusahaan dengan koefisien korelasi tertinggi yaitu sebesar 0,691. Semua dimensi pada variabel kualitas teknik, kualitas fungsional, dan aktivitas pemasaran tradisional, dimensi penampilan fisik pegawai mempunyai nilai tertinggi sebesar 0,831. Hal itu berarti penampilan fisik pegawai mempunyai hubungan positif dengan citra perusahaan. Sedangkan dimensi terkecil (0,028) adalah dimensi kemudahan pegawai untuk dihubungi yang terdapat pada variabel fungsional.Nilai korelasi tersebut kurang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya citra perusahaan.

Pengaruh Kualitas Teknik, Kualitas Fungsional dan Pemasaran Tradisional Terhadap Citra Perusahaan

Variabel aktivitas pemasaran tradisional berpengaruh terhadap citra perusahaan. Hal ini diindikasikan oleh nilai statistik uji yang besar (F=208,849). Besarnya pengaruh ditujukan oleh koefisien determinasi (R²) yaitu 0,479 artinya variasi dari citra dapat dijelaskan oleh kualitas teknik, kualitas fungsional dan aktivitas pemasaran tradisional sebesar 47,9%.
Kualitas teknik memberikan pengaruh paling besar dalam membentuk citra perusahaan dengan regresi sebesar (0,063) dan hanya nyata pada tingkat signifikansi terendah.Hal ini dikarenakan kegiatan iklan dan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan PT. Telkom sudah dianggap baik oleh konsumen.
Variabel kualitas fungsional pengaruhnya tidak nyata karena beberapa dimensi masih kurang baik terutama dalam hal kecepatan dan ketepatan, komunikasi petugas dan kemudahan untuk dihubungi, Untuk itu, dalam rangka membangun / meningkatkan citra baik perusahaan perlu dilakukan upaya peningkatan ketiga dimensi tersebut.


Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. Telkom Kantor Daerah Tasikmalaya memiliki citra yang baik terhadap pelanggannya.
2. Dimensi yang terdapat pada variabel teknik, kualitas fungsional dan aktivas pemasaran tradisional berkorelasi positif dengan citra perusahaan
3. Variabel kualitas teknik, kualitas fungsional dan pemasaran tradisional berpengaruh nyata dalam citra perusahaan.

ANALISIS SEGMENTATION, TARGETING DAN POSITIONING PRODUK TV LCD 32 INCI SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN

Jurnal II

Tema     : Pemasaran
Pengarang : Mira Rachmi Adiyanti, Nizam Jim Niryawan
Tahun     : 2009


Latar Belakang Masalah :

            Perusahaan akan berkembang dengan baik apabila didukung oleh konsumen yang tertarik terhadap produknya. Konsumen yang puas pada manfaat sebuah produk akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Karena itu, perusahaan perlu meningkatkan inovasi, kreativitas, dan inisiatif untuk menarik konsumen. Semakin banyak keinginan konsumen dipenuhi semakin besar kesediaan mereka membeli.
           Berkaitan dengan hal itu, penelitian pemasaran TV perlu dilakukan karena teknologi televisi telah mengalami perubahan. Saat ini produk TV sedang mengalami persaingan yang ketat. Persaingan ini mengakibatkan konsumen semakin kritis dalam memilih produk dan hal itu terlihat pada promosi di tempat penjualan dan semakin banyaknya iklan di media. TV Plasma dan TV LCD mempunyai persamaan yaitu ukurannya lebih ramping sehingga mudah ditempatkan dimana saja, keduanya memakai teknologi fixed-pixel arrays artinya memiliki baris dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Penelitian di pasar Asia membuktikan bahwa penjualan TV LCD untuk pertama kalinya mampu melampaui penjualan TV Plasma pada tahun 2006.
          Di Indonesia, konsumen lebih banyak menikmati produk TV Plasma dibandingkan dengan TV LCD. Namun pada tahun 2007, TV LCD semakin banyak diminati pasaran dengan berbagai merk karena produsen  ingin menawarkan TV LCD dengan harga murah dengan teknologi terbaik. TV LCD yang diminati konsumen adalah yang berukuran 32 inci alasannya karena TV LCD 32 inci memiliki keunggulan yaitu menghasilkan kualitas, performa suara dan gambar yang meyakinkan. Saat ini 50% TV LCD 32 inci yang terjual dipasaran telah menjadi primadona.Dalam strategi pemasaran dikenal segmentation, targeting dan positioning. Segmentasi pasar berarti penempatan para pembeli pada sebuah produk pasar menjadi sebuah kelompok. Targeting adalah proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa segmen pasar untuk dijadikan sasaran. Positioningdalah tindakan yang dilakukan pemasar untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil memperoleh posisi yang jelas dan mengandung arti dalam benak sasaran konsumennya.


Masalah :

1. Sejauh manakah TV LCD 32 inci diminati oleh konsumen?
2. Gambar, suara dan fitur merupakan atribut penting dalam positioning produk TV LCD 32 inci. Apakah ketiga atribut tersebut benar-benar penting dalam pandangan konsumen?
3. Segmentation, targeting dan positioning yang bagaimanakah yang perlu dilakukan dalam strategi pemasaran agar lebih banyak produk TV LCD 32 inci dapat dijual?


Tujuan Masalah :

Untuk mengetahui seberapa besar TV LCD 32 inci diminati oleh konsumen dan hal apa yang harus dilakukan agar lebih banyak TV LCD 32 inci bisa terjual.

Metode Penelitian :

Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh konsumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel dependen pada penelitian ini adalah strategi pemasaran, berupa segmentation, targeting dan positioning sedangkan variabel independen adalah segmentation (jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan), targeting (umur, pendapatan), positioning : atribut-atribut (tipe, harga, kualitas gambar, kualitas suara, kelengkapan fitur dan after sales service).

Identifikasi variabel dan skala pengukuran :
1. Jenis kelamin, merk-merk TV LCD yang dibeli oleh responden diukur berdasarkan skala nominal
2. Umur, pendapatan/penghasilan, tingkat pendidikan, pekerjaan, harga TV LCD yang ditawarkan di PT. Electronic Solution Indonesia, Poin Square, Lebak Bulus, dan atribut-atribut TV LCD diukur berdasarkan skala ordinal
3. Pengenalan pada merk TV LCD dan peminatan pada tipe, kualitas, harga, kualitas gambar, kualitas suara, merk, garansi, kelengkapan fitur dan after sales service diukur berdasarkan skala interval.

Definisi Operasional Variabel Penelitian :
1. Karakteristik demografi dan karakteristik sosio ekonomi, yaitu:
a. Jenis kelamin : Pria dan Wanita
b. Umur (dalam tahun) : <20 tahun, 20-30 tahun, 30-40 tahun dan >40 tahun
c. Pendidikan : D3, S1, S2 dan lainnya
d. Pekerjaan : Pelajar, mahasiswa, petani, PNS, pegawai swasta dan lainnya
e. Pendapatan/penghasilan : < Rp. 1 juta, Rp. 1-2 juta, Rp. 2-3 juta, Rp. 3-4 juta, Rp. 4-5 juta dan >Rp. 5 juta

2. Pengenalan pada merk TV LCD dengan kategori 1 = sangat kenal; 2 = cukup kenal; 3 = netral; 4 = tidak kenal; 5 = sangat tidak kenal
3. Peminatan pada TV LCD dengan kategori 1 = ya; 2 = sangat mungkin; 3 = mungkin; 4 = tidak mungkin; 5 = sangat tidak kenal
4. Atribut TV LCD yaitu tipe, harga, kualitas gambar, merk, dan kelengkapan fitur dengan kategori 5 =  sangat penting; 4 = cukup penting; 3 = penting; 2 = tidak penting; 1 = sangat tidak penting
5. Tipe TV LCD yang dipilih responden dengan kategori 5 = sangat menarik; 4=cukup menarik; 3=menarik; 2=tidak menarik; 1=sangat tidak menarik
6. Kualitas gambar pilihan responden dengan kategori 5=sangat bagus; 4=cukup bagus; 3=bagus; 2=tidak bagus; 1=sangat tidak bagus
7. Kualitas suara pilihan responden dengan kategori 5=sangat jelas; 4=cukup jelas; 3=jelas; 2=tidak jelas; 1=sangat tidak jelas
8. Fitur yang disukai oleh responden dengan kategori 5=sangat lengkap; 4=cukup lengkap; 3=lengkap; 2=tidak lengkap; 1=sangat tidak lengkap
9. Harga yang dijual di toko dengan kategori 1=sangat mahal; 2=cukup mahal; 3=mahal; 4=murah; 5=sangat murah
10. Garansi toko: 1. <1tahun; 2. 1-2 tahun; 3. >2tahun
11. After sales service toko dengan kategori 5=sangat mudah; 4=cukup mudah; 3=mudah; 2=sukar; 1=sangat sukar
12. Alasan responden tidak tertarik membeli TV LCD: tidak mempunyai uang cukup; tidak suka mengikuti trend yang muncul; lainnya
13. Sumber informasi responden dalam membeli TV LCD: teman; saudara/keluarga; internet; koran/majalah; televisi; brosur/spanduk; lainnya
14. Penentuan membeli TV LCD: responden sendiri; orangtua/mertua; kakak/adik; suami/istri; lainnya
15. Saran responden mengenai produk TV LCD ke depan: harga lebih murah; mudah diperoleh; meningkatkan pelayanan terhadap konsumen; meningkatkan mutu produk TV LCD; lainnya

Pengujian Instrumen Penelitian
A. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut semakin tepat sasarannya.Ada tiga tipe validitas:
a. Content validity adalah memastikan bahwa pengukuran itu mencakup kumpulan hal-hal yang mewakili konsep yang ada
2. Criterion-related validity adalah jika pengukuran dimaksudkan untuk membedakan seseorang berdasarkan kriteria tertentu yang diharapkan dapat meramalkan
3. Construct validity adalah memberi bukti bagaimana hasil yang baik didapatkan dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang dipakai pada saat instrumen tersebut direncanakan

B. Uji Reliabitas
Reliabitas merupakan salah satu ciri utama instrumen pengukuran yang baik. Suatu instrumen pengukuran dikatakan  reliabel apabila memberikan hasil (score) yang konsisten pada setiap pengukuran. Alpha Cronbach merupakan salah satu konsep reliabilitas yang sering digunakan. Alpha Cronbach dapat diinterpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati dengan semua kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan menggunaan jumlah pertanyaan yang sama. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki Alpha Cronbach minimal 0,70.

Populasi dan Pemilihan Sampel
Populasi penelitian adalah konsumen yang membeli produk TV LCD 32 inci di PT. Electronic Solution Indonesia, Poin Square. Sedangkan sumber informasi dalam penelitian ini berasal dari data primer yang berupa kuesioner yang disebarkan kepada konsumen.Sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden yang membeli TV LCD 32 inci dari PT. Electronic Solution, Poin Square, Lebak Bulus.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak semua anggota dalam populasi memiliki kesempatan yang sama menjadi calon responden atau sampel. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode convenience sampling. Convenience sampling adalah metode pengambilan sampel dengan memilih subyek yang dirasa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

Prosedur Pengumpulan Data 
1. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei dengan penyebaran kuesioner
2. Pengumpulan data sekkunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur, yaitu dengan mencari melalui buku atau sumber informasi lain yang relevan.

Data yang dibutuhkan pada penelitian ini:
a. Data profil PT. Electronic Solution Indonesia dan PT. Electronic Solution Indonesia Poin Square
b. Data produk TV LCD 32 inci yang dijual di PT. Electronic Solution Indonesia Poin Square
c. Data konsumen yang membeli produk TV LCD 32 inci yang dijual di PT. Electronic Solution Indonesia Poin Square

Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian adalah OMS (Overal Mean Score). Statistika deskriptif yang digunakan adalah purata (mean).
1. Analisis peminatan TV LCD 32 inci berdasarkan karakteristik demografi konsumen dan karakteristik sosio ekonomi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui peminatan TV LCD 32 inci.
2. Analisis penentuan atribut dalam positioning TV LCD 32 inci. Analisis ini bertujuan untuk menentukan atribut dalam positioning yang sesuai bagi TV LCD 32 inci, yaitu tipe, harga, kualitas gambar, kualitas suara, kelengkapan fitur dan after sales service.
3. Analisis segmentation, targeting dan positioning produk TV LCD 32 inci sebagai strategi pemasaran yang bagaimana di masa mendatang.

Gambaran Daerah Penelitian
Salah satu produk elektronik yang dijual di PT. Electronic Solution Indonesia, Poin Square adalah TV LCD. Tabel 2 menunjukan bahwa produk TV LCD yang terjual di PT. Electronic Solution Indonesia, Poin Square selama bulan Maret 2006-bulan Febuari 2008 adalah sebanyak 1135 buah. Adapun merk TV LCD yang banyak dibeli adalah merk Samsung (46,43%). Hal ini menunjukan bahwa pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah sesuai dengan populasi, yaitu seluruh penjualan TV LCD di PT. Electronic Solution Indonesia, Poin Square.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sebelum ke pembahasan dan analisis, akan dilakukan terlebih dahulu tes validitas dan reliabilitas. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui konsistensi responden dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Tes validitas dan reliabilitas pada segmentation, targeting dan positioning terlihat dalam Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap positioning adalah valid karena:
1. Pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
2. Construct validity memberi bukti bagaimana hasil yang baik didapatkan dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang menjadi dasar pada saat instrumen direncanakan.
Keterangan : Alpha = 0,1557 ; Standardized item alpha = 0,0962

Keterangan : Alpha = 0,9813 ; Standardized item alpha = 0,9827

Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukkan bahwa tes reliabilitas untuk segmentation dan targeting nilai alpha keseluruhan sebesar 0,1557 (< 0,7) dan alpha if item deleted berada diatas 0,1557, artinya jawaban kuesioner pada variabel segmentation dan targeting tidak reliabel karena data yang dipakai adalah data primer (data kualitatif yang dikuantitatifkan) sehingga ada kemungkinan interpretasi responden berbeda dan berpengaruh kepada jawaban yang diberikan. Sedangkan tes reliabelitas untuk positioning nilai alpha keseluruhan sebesar 0,9813 (>0,7) dan alpha if item deleted berada dibawah 0,9813 artinya jawaban pertanyaan kuesioner pada atribut positioning reliabel. Dengan demikian maka data yang dianalisis adalah data atribut dalam positioning karena memenuhi persyaratan pada tes validitas dan reliabilitas, yaitu dengan menggunakan OMS (Overall Mean Score).

Analisis Peminatan TV LCD 32 Inci Berdasarkan karakteristik Demografi dan Karakteristik Sosio Ekonomi Konsumen
Tabel 7 menunjukan perbandingan antara pembeli dan non pembeli TV LCD 32 inci berdasarkan karakteristik demografi dan sosio ekonomi :

1. Pria lebih dominan daripada wanita dalam membeli TV LCD, yaitu 70 %. Statistik menunjukkan bahwa pria 2,528 kali lebih sering membeli TV LCD dibanding dengan yang tidak membeli. Pria lebih menyukai TV LCD karena berbagai hal seperti memiliki kelengkapan fitur, kualitas gambar lebih baik. Sedangkan wanita kurang berminat karena menganggap semua TV semuanya sama.
2. Kelompok umur >40 tahun merupakan konsumen yang paling banyak membeli TV LCD (56%). Umur lebih dari 40 tahun merupakan kelompok umur yang mapan. Sedangkan menurut statistik (interval kepercayaan 95%) didapatkan bahwa kelompok > 40 tahun, 11,2 kali lebih banyak membeli TV LCD.
3. Pembeli TV LCD yang mempunyai tingkat pendidikan S1 mempunyai presentase paling tinggi (64%) dibanding dengan tingkat pendidikan yang lain. Konsumen yang membeli dengan tingkat pendidikan S1 (interval kepercayaan 95%) biasanya mempunyai pekerjaan yang lebih baik dibanding dengan tingkat pendidikan D3.Konsumen dengan pendidikan S1 mempunyai persentase lebih tinggi dibanding dengan tingkat pendidikan S2 (18%) hal itu dapat dipahami karena di Indonesia penduduk berpendidikan S1 lebih banyak dbandingkan dengan berpendidikan S2.
4. Pembeli dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta (78%) lebih tinggi daripada PNS atau yang lain. Pegawai swasta biasanya mempunyai penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS dan yang lainnya dengan masa kerja yang sama sehingga cenderung lebih konsumtif.
5. Semua pembeli TV LCD adalah konsumen yang berpenghasilan diatas Rp. 5 juta (100%). Dengan penghasilan diatas Rp. 5 juta konsumen akan memiliki lebih banyak kebebasan dalam membeli TV sesuai keinginannya.

Hasil Analisis Penentuan Atribut-atribut dalam Positioning Produk TV LCD 32 Inci
Analisis ini menggunakan OMS (Overall Mean Score):
16 % responden pembeli menyatakan atribut tidak menarik, 36 % responden pembeli menyatakan menarik, 30% responden pembeli menyatakan cukup menarik dan 18% responden pembeli menyatakan sangat menarik.maka dapat disimpulkan bahwa dengan alasan atribut tipe, responden pembeli produk TV LCD 32 inci mementingkan tipe jika membeli produk tersebut.

22% responden pembeli menyatakan atribut kualitas gambar bagus, 42% responden pembeli menyatakan cukup bagus, 36% responden pembeli menyatakan sangat bagus. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan alasan atribut kualitas gambar, responden pembeli produk TV LCD 32 inci sangat mementingkan kualitas gambar.

32% responden pembeli menyatakan atribut kualitas suara jelas, 42% responden pembeli menyatakan cukup jelas, 26% responden pembeli menyatakan sangat jelas. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan alasan atribut kualitas suara, responden pembeli produk TV LCD 32 inci akan membeli produk tersebut.

2% responden menyatakan atribut kelengkapan fitur tidak lengkap, 36% responden pembeli menyatakan lengkap, 26% responden pembeli menyatakan cukup lengkap dan 36% responden pembeli menyatakan sangat lengkap. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan alasan atribut kelengkapan fitur, responden pembeli produk TV LCD inci akan membeli apabila fiturnya lengkap.

40% responden pembeli menyatakan atribut after sales service mudah, 32 % responden pembeli menyatakan cukup mudah, 28 % responden pembeli menyatakan sangat mudah. Maka dapat disimpulkan dengan alasan atribut after sales service, responden pembeli produk TV LCD 32 inci akan tertarik membeli karena after sales service yang mudah.

38% responden pembeli menyatakan atribut harga mahal, 28% responden pembeli menyatakan cukup mahal, 34% responden pembeli menyatakan murah. Maka dapat disimpulkan bahwa alasan atribut harga, responden pembeli produk TV LCD 32 inci akan lebih senang membeli jika harga dapat ditekan lebih murah.

Dari keenam atribut TV LCD dengan OMS, maka mean yang paling besar adalah kelengkapan fitur (4,66), kualitas gambar (4,14), after sales service (3,96) dan kualitas suara (3,94). Menurut hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa segmentation , targeting dengan positioning tidak terdapat adanya hubungan karena dari uji validitas dan reliabilitas, segmentation dan targeting adalah valid namun tidak reliabel sehingga hanya bisa dilakukan analisis secara deskriptif , yaitu terlihat pada analisis peminatan TV LCD 32 inci berdasarkan karakteristik demografi dan karakteristik sosio ekonomi konsumen sedangkan positioning adalah valid dan reliabel sehingga bisa dilakukan dengan menggunakan OMS yang terlihat pada analisis penentuan atribut dalam positioning produk TV LCD 32 inci. Maka hipotesis yang telah dijelaskan sebelumnya terbukti bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara segmentation, targeting, dan positioning produk TV LCD 32 inci sebagai strategi pemasaran.

Analisis Segmentation, Targeting dan Positioning  Produk TV LCD 32 Inci Sebagai Strategi Pemasaran di Masa Mendatang
Analisis didapatkan dari kuesioner yang telah disebarkan ke konsumen sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari sisi segmentation, produk TV LCD 32 inci hampir sama dengan produk TV lain, seperti kualitas gambar dan kualitas suara. Namun kelebihan TV LCD 32 inci adalah kelengkapan fitur. Sebagian besar konsumen menyarankan untuk meningkatkan mutu produk TV LCD 32 inci di masa mendatang.
2. Dari sisi targeting, produk TV LCD 32 inci masih tertuju pada konsumen menengah keatas. Hal tersebut, dapat dilihat dari penghasilan responden yang kebanyakan diatas Rp. 5.000.000. Untuk itu, diharapkan produk TV LCD 32 inci bisa lebiih dikembangkan ke pangsa pasar yang lebih luas agar konsumen yang lebiih banyak beralih ke TV LCD 32 inci dibandingkan dengan TV jenis lain karena TV LCD 32 inci lebih aman dari radiasi.
3. Dari sisi positioning, produk TV LCD 32 inci di masa sekarang masih belum unggul dibandingkan TV lain karena konsumen masih terbebani dengan harga yang mahal. Di masa mendatang, diharapkan produk TV LCD 32 inci dapat memposisikan dirinya sejajar atau lebih unggul dibandingkan dengan TV lain.

Kesimpulan :
1. Konsumen yang pernah mendengar atau mengenal bahkan menyukai produk TV LCD, sebagian besar merupakan konsumen pria dengan umur diatas 40tahun, berpendidikan S1 dan mempunyai penghasilan diatas Rp. 5.000.000 yang bekerja sebagai pegawai swasta.
2.Atribut TV LCD yang mean nya paling besar menurut hasil OMS adalah kelengkapan fitur (4,66), kualitas gambar (4,14), after sales service (3,96) dan kualitas suara (3,94). Hal tersebut menjawab pertanyaan yang telah dijelaskan bahwa kualitas gambar, kualitas suara dan kelengkapan fitur merupakan atribut penting dalam positioning produk TV LCD 32 inci.