Jumat, 23 September 2011

ANALISIS ATRIBUT PEMASARAN PADA BEBERAPA RESTORAN CEPAT SAJI DIJAKARTA

Jurnal I




Tema   : Pemasaran
Pengarang : Chandra Adhitya Manoppo, Edi Abdurachman
Tahun  : 2009






Latar Belakang Masalah :




Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah atribut pemasaran untuk beberapa restoran cepat saji di Jakarta saat ini telah sesuai dengan ekspektasi konsumen atau tidak. Serta untuk mengidentifikasikan dan menganalisis hubungan antara demografi (Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pemikahan) dengan atribut pemasaran (produk, harga, pelayanan, promosi, tempat) dari restoran cepat saji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian literature, pengolahan data primer menggunakan metode survey dengan teknik penyebaran kuisioner. Responden yang diteliti sejumlah 120. Studi ini menghasilkan empat hal penting. Pertama,atribut produk, harga, dan lokasi berhubungan dengan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, dan status pernikahan. Kedua, atribut pelayanan berhubungan dengan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, dan status pernikahan. Ketiga, atribut promosi berhubungan dengan usia dan pekerjaan. Untuk ketiga hal diatas maka diperlukan inovasi pemasaran berdasarkan keterkaitan antara demografi dengan atribut pemasaran dari restoran cepat saji. Keempat, kinerja beberapa restoran cepat saji pada atribut promosi dan tempat, sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen bahkan pada beberapa restoran cepat saji, atribut tempat telah melebihi ekspektasi konsumen, sehingga atribut pemasaran promosi dan tempat perlu dipertahankan. Sedangkan atribut harga, produk, dan pelayanan belum sesuai dengan ekspektasi konsumen, sehingga perlu peningkatan kinerja dari restoran cepat saji terse but untuk selalu sesuai dengan ekspektasi konsumen.


Masalah :


  1. “Apakah atribut pemasaran (produk, harga, pelayanan, promosi, tempat)  dari restoran cepat saji berkaitan dengan demografi (Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pemikahan) ?”
  2. “Apakah atribut pemasaran tersebut sudah dapat mencapai ekspektasi konsumen?”

Tujuan Penelitian :

Untuk mengidentifikasikan dan menganalisis hubungan antara demografi (Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pemikahan) dengan atribut pemasaran (produk, harga, pelayanan, promosi, tempat) dari restoran cepat saji.




Metodologi Penelitian :


Metode Pengumpulan Data :
Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder.


1. Data Primer
Data primer yang dimaksud adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh langsung dari konsumen restoran cepat saji. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data primer ini melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner)


2. Data Sekunder
Data sekunder dapat diperoleh melalui internet, majalah, buku literatur maupun dari instansi yang terkait dalam penelitian ini.


Sampel
Metode pengambilan sampel adalah penarikan sampel secara probabilitas (Probability Sampling). Metode ini digunakan karena banyaknya populasi dari orang yang membeli produk dari restoran cepat saji juga di karenakan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Berikut adalah perhitungan jumlah ukuran sampel:


Dengan tingkat kepercayaan 95%, dan estimasi kesalahan (e) sebesar 20%, maka diperoleh ukuran sampel minimal yaitu:
Untuk menghindari adanya kuesioner tidak sah, maka kuesioner disebarkan kepada 130 koresponden. Kuesioner tersebut disebar keberbagai wilayah Jakarta dengan metode penyebaran kuesioner 1 orang setiap setengah jam sehingga mendapat 20 orang pada setiap restoran cepat saji. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari sabtu dan minggu.

Metode Analisis Data :
 a.    Chi Square
H0= Tidak ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat saji
H1= Ada hubungan antara demografi dengan atribut restoran cepat saji

b.    Uji- T berpasangan (paired T-test)
H0= Tidak ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat saji
H1= Ada perbedaan ekspektasi pelanggan restoran cepat saji dengan kinerja restoran cepat saji

c.    Uji validitas dan Reabilitas
Uji validitas adalah suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti.
Uji reabilitas adalah untuk melihat rangkaian kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur rangkaian suatu konstruk tidak mempunyai kecenderungan tertentu. Nilai lazim yang dipakai adalah 0,7 perhitungan dengan SPSS sama dengan perhitungan validitas Corrected Item to Total Corelation. Nilai yang dilihat adalah Alpha.

Hasil :

1. Usia 
Konsumen restoran cepat saji lebih banyak berusia 24 tahun keatas sehingga pemilik restoran cepat saji dapat mempertimbangkan faktor usia 24 tahun keatas sebagai informasi dalam mengembangkan atributnya pemasaran.

2. Jenis Kelamin
Konsumen restoran cepat saji lebih banyak dikunjungi oleh laki-laki. Maka hal ini dapat memberikan pertimbangan kepada pemilik restoran cepat saji dalam mengeluarkan strategi pemasaran produk, baik dalam segi kemasan, promosi, tempat yang disesuaikan dengan konsumen laki-laki.

3. Tingkat Pendidikan
Dikarenakan konsumen restoran cepat saji lebih dominan pada tingkat pendidikan S1 maka hal ini dapat memberi masukan kepada pemilik restoran cepat saji agar atribut pemasarannya lebih berbobot.

4. Pekerjaan
Konsumen restoran cepat saji sebagian besar berprofesi sebagai karyawan maka pemilik restoran cepat saji harus dapat meningkatkan atribut pelayanannya agar sesuai dengan kebutuhan karyawan yang cepat dan praktis.

5. Jumlah Pengeluaran Perbulan

Konsumen cepat saji mempunyai jumlah pengeluaran perbulan yaitu Rp.2-4 juta perbulan. Hal ini dapat menjadi masukan untuk pemilik restoran cepat saji agar dapat menyesuaikan atribut harga dengan pengeluaran perbulan konsumen.

6. Frekuensi Makan Diluar Rumah
Frekuensi makan diluar rumah konsumen berimbang antara seminggu sekali dan sebulan sekali. Maka pemilik restoran cepat saji harus menciptakan inovasi dalam atribut pemasaran agar konsumen tidak jenuh terhadap restoran cepat saji.

7. Status Pernikahan
Sebagian besar konsumen sudah menikah atau berkeluarga sehingga pemilik restoran cepat saji harus menciptakan gagasan atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.

Tes Chi Square Demografi dengan Atribut Pemasaran
1. Demografi dengan Produk
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungannya dengan atribut produk sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut produk dari restoran cepat saji.

2. Demografi dengan Harga
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungan dengan atribut harga. Sedangkan jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut harga pada restoran cepat saji.

3. Demografi dengan Layanan
Jenis kelamin, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut pelayanan. Sedangkan usia, pekerjaan, jumlah pengeluaran perbulan, dan status pernikahan ada hubungannya dengan atribut pelayanan dari restoran cepat saji.

4. Demografi dengan Promosi

Jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pengeluaran perbulan, frekuensi makan diluar rumah, status pernikahan dengan atribut promosi. Sedangkan usia dan pekerjaan ada hubungannya dengan atribut promosi dari restoran cepat saji.

5. Demografi dengan Tempat (Lokasi)
Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frekuensi makan diluar rumah dengan atribut tempat (lokasi). Sedangkan pekerjaan,jumlah pengeluaran perbulan, status pernikahan ada hubungannya dengan atribut tempat (lokasi) dari restoran cepat saji.


Uji Paired-Sample T-Test Kinerja dari Beberapa Restoran Cepat Saji di Jakarta
1. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Kentucky Fried Chicken (KFC)
Promosi dan lokasi dari KFC sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari KFC.

2. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Mc Donald
Promosi dan lokasi dari McD sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari McD.

3. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Texas Fried Chicken
Hanya lokasi dari TFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari TFC.

4. Ekspektasi Konsumen dengan kinerja Wendys
Lokasi dan promosi dari WED sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, dan pelayanan masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari WED.

5. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Hoka-Hoka Bento

Lokasi dan promosi dari HHB yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen. Sedangkan untuk harga, pelayanan dan produk  masih ada perbedaan ekspektasi dari konsumen dengan kinerja dari HHB.

6. Ekspektasi konsumen dengan kinerja California Fried Chicken (CFC)
Hanya lokasi dari CFC yang sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, produk, pelayanan dan promosi masih ada beberapa perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja dari CFC.

7. Ekspektasi konsumen dengan kinerja Es Teler 77

Hanya lokasi dari ET77 yang sesuai dengan ekspektasi konsumen sedangkan untuk harga, pelayanan, produk dan promosi masih ada perbedaan ekspektasi konsumen dengan kinerja ET77.



Kesimpulan :

1. Atribut produk, harga, dan pelayanan dari performance restoran KFC harus dipertahankan karena telah memenuhi ekspektasi konsumen, untuk atribut lokasi cukup berlebihan karena telah melebihi ekspektasi dari konsumen. Atribut promosi dari KFC merupakan prioritas terendah apabila KFC ingin meningkatkan performa nya dikarenakan konsumen tidak terlalu peduli dalam atribut promosi.

2. Atribut produk, harga dan pelayanan dari performa restoran McD harus dipertahankan karena telah memenuhi ekspektasi konsumen restoran cepat saji, untuk hal lokasi dirasa cukup berlebihan karena sudah melebihi ekspektasi dari restoran cepat saji. Promosi dari McD merupakan prioritas terendah apabila McD ingin meningkatkan performa nya dikarenakan konsumen tidak terlalu mengharapkan dalam atribut promosi.

3. Atribut produk, harga dan pelayanan dari Texas Fried Chicken (TFC) harus dipertahankan karena telah memenuhi ekspektasi konsumen. Dalam hal lokasi dan promosi dari TFC merupakan prioritas terendah bila TFC ingin meningkatkan performance karena konsumen juga tidak terlalu mengharapkan atribut promosi dan lokasi.

4. Atribut produk, harga, dan pelayanan dari performa restoran cepat saji Wendys (WED) harus dipertahankan karena telah memenuhi ekspektasi konsumen.Dalam hal lokasi dan promosi dari WED merupakan prioritas terendah bila TFC ingin meningkatkan performance karena konsumen juga tidak terlalu mengharapkan atribut promosi dan lokasi.

5. Atribut produk, harga, dan pelayanan dari performa Hoka-Hoka Bento (HHB) harus dipertahankan karena telah memenuhi ekspektasi konsumen. Sedangkan lokasi dan promosi dari HHB merupakan prioritas terendah apabila HHB ingin meningkatkan performanya dikarenakan para konsumen cepat saji tidak mengharapkan atribut promosi dan lokasi.

6. Atribut harga dan pelayanan dari performa cepat saji CFC harus dipertahankan karena sudah memenuhi ekspektasi konsumen restoran cepat saji. Dalam hal produk, performa dari CFC harus ditingkatkan karena tidak sesuai dengan ekspektasi konsumen yang tinggi. Untuk lokasi dan promosi dari CFC merupakan prioritas terendah bila CFC ingin meningkatkan performanya karena konsumen tidak terlalu mengharapkan atribut promosi dan lokasi.

7. Atribut produk, harga dan pelayanan dari Es Teler 77 ( ET77) harus dipertahankan karena sudah memenuhi ekspektasi konsumen restoran cepat saji. Untuk hal lokasi dirasa cukup berlebihan karena sudah melebihi ekspektasi dari konsumen dan promosi dari ET77 merupakan prioritas terendah apabila ET77 ingin meningkatkan performanya dikarenakan para konsumen restoran cepat saji tidak mengharapkan atribut promosi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar